Senin, 06 Februari 2017

Pengertian Sistem Pencernaan Pada Manusia

Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah makanan dan menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sistem pencernaan juga akan memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan bantuan enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh.
Sistem pencernaan pada manusia hampir sama dengan sistem pencernaan hewan lain yaitu terdapat mulut, lambung, usus, dan mengeluarkan kotorannya melewati anus. Proses pencernaan pada manusia terbagi atas 5 macam yaitu:

1.1. Injesti
Adalah proses menaruh atau memasukkan makanan di mulut. Biasanya menggunakan tangan atau menggunakan alat bantu seperti sendok, garpu, sumpit, dan lain sebagainya.

1.2. Pencernaan Mekanik
Proses pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan menjadi kecil dan lembut. Pencernaan mekanik dilakukan oleh gigi dan alat bantu lain seperti batu kerikil pada burung merpati. Proses ini bertujuan untuk membantu untuk mempermudah proses pencernaan kimiawi. Proses ini dilakukan secara sadar atau sesuai dengan keinginan kita.

1.3. Pencernaan Kimiawi
Proses pencernaan kimiawi yaitu proses mengubah molekul-molekul zat makanan yang kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna. Pencernaan kimiawi dilakukan oleh enzim, asam, ‘bile’, dan air. Proses ini dilakukan secara tidak sadar karena yang mengaturnya adalah enzim.

1.4. Penyerapan
Penyerapan adalah gerakan nutrisi dari sistem pencernaan ke sistem sirkulator dan ‘lymphatic capallaries’ melalui osmosis, transport aktif, dan difusi.

1.5. Penyingkiran
Yaitu penyingkiran/pembuangan material yang tidak dicerna dari ‘tract’ pencernaan melalui defekasi.

2. Organ Dalam Sistem Pencernaan Pada Manusia
Organ yang termasuk dalam sistem pencernaan terbagi menjadi dua kelompok. Yaitu:

2.1. Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan adalah saluran yang kontinyu berupa tabung yang dikelilingi otot. Saluran pencernaan mencerna makanan, memecah nya menjadi bagian yang lebih kecil dan menyerap bagian tersebut menuju pembuluh darah. Organ-organ yang termasuk di dalam nya adalah : mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus serta usus besar. Dari usus besar makanan akan dibuang keluar tubuh melalui anus.

2.2. Organ pencernaan tambahan (aksesoris)

Organ pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu saluran pencernaan dalam melakukan kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung empedu serta kelenjar pencernaan akan dihubungkan kepada saluran pencernaan melalui sebuah saluran. Kelenjar pencernaan tambahan akan memproduksi sekret yang berkontribusi dalam pemecahan bahan makanan. Gigi, lidah, kantung empedu, beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah, hati dan pankreas.

Minggu, 05 Februari 2017

Kamis, 02 Februari 2017

Pengelompokkan Hewan

Bumi memiliki keanekaragaman hayati yang begitu beragam, termasuk berbagai jenis hewan yang berjumlah jutaan spesies. Berbagai jenis hewan tersebut diklasifikasikan berdasarkan berbagai cirinya masing, baik dari ciri fisik, makanan, habitat, dan lain sebagainya. Dari makanan yang dikonsumsinya, hewan dikelompokkan menjadi beberapa ordo, ada hewan karnivora, hewan herbivora, dan hewan omnivora. Ketiganya lebih sering diidentikkan dengan nama ordo pada hewan mamalia. Padahal, selain hewan mamalia, hewan karnivora, herbivora, dan omnivora juga ditemukan pada jenis hewan lain selain mamalia.
Berikut adalah penjelasan hewan karnivora, herbivora, dan omnivora :
Hewan Karnivora
Karnivora merupakan hewan pemakan daging, baik daging yang dimangsa (pemangsa) atau daging dalam bentuk bangkai (pebangkai). Istilah karnivora ternyata tidak hanya mengacu pada hewan saja. Ada beberapa jenis tumbuhan dan juga jamur yang memperoleh nutrisi makanan dari hewan. Tumbuhan dan jamur yang sering menangkap hewan mikroskopis atau organisme hewan tertentu untuk diambil nutrisinya disebut dengan tumbuhan karnivora dan jamur karnivora. Meskipun karnivora tidak hanya mengacu pada jenis hewan pemakan daging, namun dalam artikel ini akan dijelaskan mengenai karnivora yang mengacu pada hewan.
Karnivora diperoleh dari bahasa Latin “caro” dan “vorare”. Caro berarti daging sedangkan vorare berarti melahap. Sehingga karnivora dapat diartikan sebagai “melahap daging”. Karena itulah hewan karnivora disebut sebagai hewan pemakan daging. Daging yang dimaksud adalah jaringan hewan yang digunakan untuk makanan dalam arti luas, seperti invertebrata, ikan, amfibi, reptil, burung, dan lain sebagainya. Hewan karnivora dapat mengacu pada hewan vertebrata (memiliki tulang belakang) dan pada hewan invertebrata (tidak memiliki tulang belakang). Hewan vertebrata yang termasuk dalam kategori karnivora meliputi harimau, singa, komodo, dan masih banyak lagi. Sedangkan hewan invertebrata yang termasuk golongan karnivora meliputi siput tanah, siput laut, cumi-cumi, dan sebagainya. Dalam sistem taksonomi (klasifikasi makhluk hidup), karnivora merujuk pada nama ordo dari kelas mamalia. Dalam penjelasan kali ini, yang termasuk ke dalam hewan karnivora akan lepas dari sistem klasifikasi makhluk hidup. Jadi yang termasuk ke dalam hewan karnivora tidak hanya hewan mamalia saja. (baca : hewan vertebrata dan invertebrata)
1. Peran Hewan Karnivora
Hewan karnivora adalah makhluk hidup yang menduduki puncak rantai makanan. Hewan karnivora memiliki peranan penting di dalam sistem keseimbangan alam dan ekosistem.
·        Karnivora memakan daging dari hewan dengan tingkat yang lebih rendah dari pada karnivora dalam sistem rantai makanan. Predator pemakan daging seperti harimau, singa, dan sebagainya, memegang peranan penting untuk membantu menjaga tingkat populasi sehingga tetap pada kisaran yang wajar.
·        Para ahli evolusi mengungkapkan bahwa predator (hewan karnivora) memiliki peranan untuk menjaga proses seleksi alam.
·        Hewan karnivora lainnya, yakni pemulung pemakan daging (pebangkai) seperti burung pemakan bangkai berperan penting dalam pola ekosistem dengan cara berkontribusi terhadap dekomposisi sisa-sisa hewan yang telah mati (bangkai).
2. Karakterisitik Hewan Karnivora
Karena hewan karnivora bertahan hidup dengan mengkonsumsi daging maka sudah tentu hewan karnivora memiliki struktur anatomi yang berbeda bila dibandingkan dengan jenis hewan lainnya seperti herbivora dan omnivora.
·        Ciri umum yang menjadi karakteristik hewan karnivora, terutama hewan karnivora vertebrata, adalah memiliki organ yang dipergunakan untuk menangkap dan juga mencabik mangsa (gigi dan cakar). Biasanya oragan tersebut dipergunakan oleh hewan karnivora pemangsa.
·        Tetapi, tidak semua hewan karnivora memiliki karakteristik seperti yang telah disebutkan di atas, karena tidak semua hewan karnivora adalah predator.
·        Hewan karnivora biasanya memiliki bentuk pencernaan yang relatif pendek. Bentuk pencernaan hewan karnivora biasanya berbeda jauh dengan bentuk pencernaan pada hewan herbivora. Hewan herbivora cenderung memiliki sistem pencernaan yang panjang karena dipergunakan untuk memecah selulosa dari tumbuhan yang dikonsumsi oleh hewan herbivora.
·        Meskipun hewan karnivora hanya mengkonsumsi daging, namun beberapa jenis nutrisi seperti vitamin, mineral, dan serat juga dibutuhkan oleh hewan karnivora untuk memenuhi nutrisi dalam tubuhnya. Hewan karnivora biasanya akan mencukupi kebutuhan nutrisi tersebut dari hewan yang dimangsanya. Hewan karnivora akan memperoleh nutrisi-nutrisi tersebut dari sistem pencernaan pada hewan yang mereka mangsa.
·        Hewan karnivora tidak mencukupi kebutuhan nutrisi dengan mengkonsumsi tumbuhan karena sistem pencernaan hewan karnivora tidak dapat melakukan proses pencernaan secara efisien terhadap tumbuhan yang mereka makan.
3. Adaptasi Fisik Hewan Karnivora
Setiap hewan dengan karakteristik tertentu sudah pasti memiliki bentuk fisik atau struktur anatomi yang dapat menyesuaikan dengan cara hidup mereka. Begitu pula dengan hewan karnivora.
·        Jika diperhatikan, hewan karnivora memiliki mata yang khusus bila dibandingkan dengan jenis hewan lain. Posisi mata pada hewan karnivora berada di depan kepala sehingga memungkinkan mereka untuk memperoleh jarak pandang yang jauh. Hal tersebut sekaligus memungkinkan hewan karnivora untuk menjadi hewan pemburu yang efektif. Pandangan yang jauh dapat membantu hewan karnivora memperkirakan seberapa cepat mereka harus menerkam mangsanya.
·        Adaptasi fisik lain yang dimiliki oleh hewan karnivora adalah bentuk mulut yang relatif efektif. Hewan karnivora memiliki rahang dan gigi yang kuat. Struktur rahang dan gigi yang kuat tersebut memungkinkan hewan karnivora pemangsa (predator) lebih mudah menahan dan juga membunuh mangsanya yang berukuran relatif besar.
·        Selain kuat, gigi yang dimiliki oleh hewan karnivora pemangsa juga lebih tajam. Bahkan jika dibandingkan dengan bentuk gigi pada herbivora. Hewan karnivora memiliki ketajaman gigi yang dapat memudahkan mereka untuk menggigit dan merobek daging hasil tangkapannya.
4. Tingkah Laku Hewan Karnivora
Hewan karnivora sangat jarang ditemukan hidup secara berkelompok. Mereka adalah jenis hewan rahasia dan penyendiri. Mereka sangat jarang menunjukkan diri bahkan pada sesamanya. Hewan karnivora juga terbilang jarang terlihat oleh orang-orang. Meskipun hewan karnivora adalah hewan penyendiri dan rahasia, bukan berarti mereka tidak pernah berkomunikasi dengan sesama karnivora. Hewan karnivora juga perlu berkomunikasi. Biasanya komunikasi akan dilakukan dengan cara vokalisasi seperti dengan cara melolong. Selain itu, hewan karnivora juga berkomunikasi dengan meninggalkan aroma atau kotoran mereka. Hewan karnivora akan menggesekkan bagian bagian tubuh hewan nya ke pepohonan atau batu untuk meninggalkan aroma tubuhnya sehingga hewan karnivora lain bisa mengetahui jejaknya. Komunikasi semacam itu juga digunakan sebagai bentuk penyampaian pesan mereka.
5. Contoh Hewan Karnivora
Hewan karnivora sangatlah beragam dan banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini beberapa contoh pengelompokan hewan karnivora:
·        Felines, seperti kucing, harimau, singa, cheetah, macan tutul, dan sebagainya.
·        Anjing
·        Marsupials, seperti Tasmania.
·        Burung pemangsa, seperti elang dan burung hantu.
·        Burung pebangkai, seperti burung pemakan bangkai.
·        Mustelid, seperti musang.
·        Arachnida, seperti kalajengking dan laba-laba.
·        Unggas, seperti burung camar, penguin, pelikan, dan juga bangau.
·        Gurita dan cumi-cumi.
·        Katak
·        Ular
Itulah beberapa contoh hewan karnivora. Masih banyak contoh lain yang termasuk ke dalam jenis hewan karnivora. Sayangnya, beberapa jenis hewan karnivora banyak diburu oleh manusia dan sudah terancam punah. Padahal, hewan karnivora memegang peranan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem di alam.
Hewan Herbivora
sponsored links
 Hewan herbivora merupakan hewan yang memiliki pola makan yang seluruhnya terdiri atas tumbuhan. Herbivora berasal dari bahasa Latin yaitu herba dan vora. Herba berarti tumbuhan, sedangkan vora berarti melahap. Dengan kata lain, herbivora berarti “melahap tumbuhan”. Karena itu, hewan herbivora adalah hewan yang bertahan hidup dengan mengkonsumsi tumbuhan. Hewan herbivora sering disebut sebagai konsumen utama dalam sistem rantai makanan. Hal tersebut tidak lain karena hewan herbivora adalah pemakan produsen pertama, yaitu tumbuhan. Produsen pertama di sini maksudnya adalah makhluk hidup yang dapat memproduksi makanannya sendiri.
Hewan herbivora sangatlah beragam. Setiap hewan herbivora sama-sama mengkonsumsi tumbuhan, namun jenis makanannya dapat berbeda antara herbivora satu dengan yang lainnya. Misalnya, hewan herbivora yang mengkonsumsi batang saja, daun-daunan saja, biji-bijian, atau hanya buah-buahan saja. Bisa dikatakan sumber makanan yang paling mudah ditemukan di bumi adalah tumbuhan, maka jangan heran jika spesies hewan herbivora di bumi sangatlah banyak.
1. Adaptasi Fisik Hewan Herbivora
Banyak ilmuwan yang menyatakan bahwa hewan herbivora adalah spesies yang sangat menarik. Mereka memiliki adaptasi fisik yang baik untuk berkembang dan bertahan hidup dengan baik serta memiliki cara hewan beradabtasi dengan lingkungannya. Beberapa hal menarik mengenai sistem fisik mereka dimulai dari bentuk telinga hingga sistem pencernaan mereka, di mana terdapat bakteri yang hidup dalam usus mereka untuk membantu sistem pencernaan.
·        Adaptasi fisik pertama yang menarik pada hewan herbivora adalah bentuk kepala mereka. Bentuk kepala yang dimaksud mencakup bagian-bagian di kepala seperti mata, telinga, dan gigi.
·        Posisi mata pada hewan herbivora adalah di sisi kepala mereka. Posisi seperti itu memungkinkan pandangan hewan herbivora dapat mencakup bidang yang luas. Selain bermanfaat untuk memperluas pandangan dalam pencarian makanan, posisi mata seperti itu juga berguna untuk menghindari terkaman hewan karnivora (predator). Bidang penglihatan yang luas memungkinkan hewan herbivora untuk secepatnya menghindari terkaman predator, karena dalam sistem rantai makanan herbivora adalah mangsa bagi hewan karnivora.
·        Bentuk telinga pada hewan herbivora juga relatif besar. Baik telinga maupun mata yang dirancang dengan posisi dan bentuk pada hewan herbivora adalah untuk meminimalkan kemungkinan terkaman hewan predator. Bentuk telinga yang relatif besar membuat pendengaran hewan herbivora lebih tajam sehingga hewan herbivora dapat melakukan antisipasi apabila mendengar suara predator yang mendekat.
·        Bentuk adaptasi fisik yang lain adalah bentuk gigi pada hewan herbivora. Hewan herbivora memiliki bentuk gigi yang dirancang khusus untuk menyesuaikan pola makan tumbuhan. Kebanyakan herbivora memiliki bentuk gigi yang tidak tajam. Gigi geraham pada hewan herbivora juga bulat dan datar. Bentuk gigi seperti demikian berguna untuk mempermudah proses mengunyah berbagai jenis tumbuhan.
·        Bentuk gigi hewan herbivora relatif luas, memiliki gigi taring yang datar, dan bergigi seri tumpul. Bentuk gigi tersebut memungkinkan hewan herbivora untuk menggiling berbagai jenis seratyang berasal dari tumbuhan yang mereka makan. Selain itu, bentuk gigi tersebut juga akan membantu hewan herbivora untuk menghancurkan biji-bijian dan juga buah-buahan, karena beberapa jenis herbivora hanya mengkonsumsi biji-bijian dan buah-buahan saja.
·        Lain halnya dengan hewan karnivora, hewan herbivora juga memiliki bentuk kuku yang tumpul pada jari kakinya.
·        Hewan herbivora juga memiliki karakteristik dari segi sistem pencernaan mereka. Di dalam sistem pencernaannya, hewan herbivora memiliki bakteri pemecah nutrisi. Tumbuhan merupakan salah satu jenis sumber makanan yang sulit untuk dicerna karena mengandung serat dan nutrisi yang harus melewati proses pemecahan. Bakteri pada sistem pencernaan hewan tersebut membantu proses pencernaan dengan melakukan pemecahan terhadap berbagai jenis serta dan nutrisi yang berasal dari tumbuhan. Tanpa adanya bakteri pemecah, proses pencernaan pada hewan herbivora tidak akan berlangsung secara efektif.
·        Karena sistem pencernaan hewan herbivora lebih rumit maka sistem pencernaan pada hewan herbivora lebih panjang bila dibandingkan dengan sistem pencernaan pada hewan karnivora. Hewan herbivora memiliki bentuk usus yang panjang, dalam dinding usus tersebut terdapat sel selulosa yang berperan melakukan pemecahan pada serat-serat tumbuhan.



2. Perilaku Hidup Hewan Herbivora
Sebelumnya kita telah membahas mengenai adaptasi perilaku hewan karnivora. Hewan karnivora cenderung melangsungkan kehidupan dengan cara individual, meskipun dalam keberlangsungannya mereka tetap melakukan komunikasi. Hewan herbivora memiliki sistem adaptasi perilaku yang sangat berbeda dengan karnivora. Herbivora cenderung hidup dengan cara berkelompok. Mereka juga melakukan pencarian makanan secara bersama-sama dengan sejenisnya. Hewan herbivora juga sering melakukan perjalanan secara berkelompok untuk menemukan sumber makanan. Selain dalam hal menemukan sumber makanan, kehidupan berkelompok hewan herbivora juga bertujuan untuk melindungi diri mereka dari serangan para predator. Sebagai mangsa dari predator, hewan herbivora harus hidup secara berkelompok agar dapat memperpanjang kelangsungan hidupnya. Dengan hidup secara berkelompok, hewan herbivora dapat melindungi satu sama lain untuk melangsungkan hidupnya.
3. Contoh Hewan Herbivora
Hewan herbivora sangatlah beragam dan sangat sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Hewan herbivora juga sangat sering digunakan oleh manusia untuk dikonsumsi sebagai sumber asupan protein hewani. Beberapa contoh hewan herbivora di antaranya sapi, kuda, kambing, kelinci, dan sebagainya. Sebagian besar hewan herbivora adalah hewan berkembangbiak. Selain itu, hewan herbivora adalah hewan yang hidup di darat dan merupakan hewan berdarah panas.
Demikian beberapa hal mengenai hewan herbivora. Dari berbagai penjelasan terebut, dapat diambil kesimpulan bahwa adaptasi yang dilakukan oleh hewan herbivora adalah untuk melangsungkan hidupnya lebih lama dan juga untuk memperoleh makanan.
Hewan Omnivora
Jika sebelumnya telah dijelaskan mengenai hewan pemakan daging (karnivora) dan hewan pemakan tumbuhan (herbivora), selanjutnya akan dijelaskan tentang hewan pamakan segala (omnivora). Hewan omnivora adalah hewan yang memiliki pola makan berasal dari nabati (tumbuhan) dan juga hewani. Beberapa jenis hewan yang termasuk omnivora meliputi hewan-hewan dari berbagai kelas, seperti mamalia, reptil, dan juga unggas. Hewan mamalia yang termasuk omnivora adalahmusang, tupai, sigung, babi, tikus, musang, dan juga beberapa jenis beruang (kecuali beruang kutub). Hewan reptil yang termasuk sebagai hewan omnivora adalah kadal dan kura-kura. Sedangkan hewan unggas yang termasuk ke dalam omnivora adalah ayam, gagak, dan lain sebagainya.
Seperti halnya karnivora dan juga herbivora, omnivora berasal dari bahasa Latin yakni dari kata omne dan vorareOmne berarti semua sedangkan vorare berarti melahap. Maka dari itu, hewan omnivora adalah hewan pemakan segala.
1. Adaptasi Hewan Omnivora
Karena hewan omnivora adalah perpaduan antara hewan karnivora dan juga hewan herbivora, maka hewan omnivora memiliki cara hidup yang menjadi perpaduan antara hewan karnivora dan juga herbivora.
·        Bentuk gigi pada hewan omnivora disesuaikan dengan jenis makanan yang dikonsumsi (mengkonsumsi hewan dan tumbuhan).
·        Struktur gigi pada hewan omnivora adalah perpaduan antara gigi hewan karnivora dan herbivora. Hewan omnivora memiliki bentuk gigi depan yang tajam, gigi seri dan gigi taringnya tajam karena berfungsi untuk merobek daging yang mereka makan.
·        Bentuk gigi geraham pada hewan omnivora menyerupai gigi geraham pada hewan herbivora, di mana bentuknya besar dan datar. Bentuk gigi seperti itu berguna untuk mengunyak makanan dari tumbuh-tumbuhan.
·        Bentuk anatomi pencernaan dari hewan omnivora juga menunjukkan perbedaan yang signifikan antara hewan herbivora dan hewan karnivora. Hewan omnivora juga memiliki sistem pencernaan yang relatif panjang karena harus mencerna dua jenis makanan yaitu tumbuhan dan hewan. Selain itu, omnivora juga memiliki tambahan enzim protease yang berguna untuk mencerna protein yang masuk ke dalam tubuh.

2. Keuntungan dan Kerugian Hewan Omnivora
Jika hewan karnivora dan herbivora memiliki manfaat dalam keseimbangan sistem rantai makanan, bagaimana dengan hewan omnivora? Hewan omnivora ternyata memiliki keuntungan dan juga kerugian dalam sistem kehidupan di alam.
·        Hewan omnivora memiliki sistem pencernaan yang lebih fleksibel. Hewan omnivora juga memiliki keuntungan dengan pola makan yang lebih selektif karena dapat mengalihkan pola makan apabila satu jenis makanan tidak tersedia.
·        Omnivora juga dapat menyesuaikan jenis makanan bila terjadi perubahan musim atau cuaca. Perubahan musim dan cuaca dapat menyebabkan perubahan pada persediaan jenis makanan yang ada di alam.
·        Sayangnya, ketersediaan makanan yang seharusnya dikonsumsi oleh hewan herbivora atau karnivora menjadi berkurang dan kemungkinan menyebabkan kurangnya pasokan bagi karnivora atau herbivora.
·        Dari itu semua, omnivora tetap memainkan peranan yang besar untuk aliran energi dalam pola ekosistem. Peran ekologi omnivora menjadi penting karena mereka mengkonsmsi tumbuhan dan juga hewan.


Proses Fotosintesis


FOTOSINTESIS 
A. PENGERTIAN FOTOSINTESIS
Fotosintesis adalah proses pembuatan molekul makanan berenergi tinggi dari komponen yang lebih sederhana, yang dilakukan oleh tumbuhan autotrof (tumbuhan yang dapat membuat makanan sendiri). Fotosintesis berasal dari kata foton yang artinya “cahaya” dan sintesis yang artinya “penyusun”, jadi fotosintesis juga diartikan dengan proses biokimiawi yang dilakukan oleh tumbuhan untuk menghasilkan energi (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya.
Daun merupakan komponen utama pada tumbuhan yang berperan dalam fotosintesis ini, pada daun terdapat klorofil (zat hijau daun), nah klorofil inilah yang akan menyerap energi matahari sehingga dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi (nutrisi).
Fotosintesis berperan sangat penting bagi seluruh kehidupan organik di bumi. Karena selain menghasilkan energi, proses fotosintesis juga akan menghasilkan oksigen untuk kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
B. FUNGSI FOTOSINTESIS
  • Fungsi utama fotosintesis adalah untuk memproduksi glukosa sebagai sumber energi utama bagi tumbuhan, dengan adanya glukosa ini akan terbentuk sumber energi lemak dan protein pula. Nah zat-zat ini akan menjadi sumber makanan bagi manusia dan hewan, oleh karena itu proses fotosintesis ini sangat penting dalam kehidupan kita.
  • Prose Fotosintesis dapat membersihkan udara. Udara dibersihkan dengan diserapnya karbondioksida dan dihasilkannya oksigen. Sehingga sering kita dengar penanaman pohon untuk membersihkan lingkungan, karena ada proses fotosintesis inilah pohon bisa berguna untuk membersihkan udara kita. 
  • Kemampuan fotosintesis tumbuhan pada masa hidupnya akan membuat sisa sisa tumbuhan tersebut tertimbun di dalam tanah. Timbunan dari tumbuhan dalam waktu yang lama akan membuatnya menjadi batu bara yang merupakan bahan baku dan sumber energi pada kehidupan modern.

C. PROSES FOTOSINTESIS
Sebelum memulai penjelasan, silahkan diperhatikan bagan di bawah terlebih dahulu.
Berdasarkan bagan tersebut maka secara singkat proses fotosintesis dapat dijelaskan sebagai berikut :
 Dalam proses fotosintesis ada 4 bahan yang harus dimiliki, yaitu :
  • Karbondikoksida (CO2)
  • Air
  • Cahaya Matahari
  • Klorofil
  
Karbondikosida akan diambil oleh Stomata (mulut daun) pada daun tumbuhan dari udara bebas, kemudian air diambil melalui akar tumbuhan dan diangkut komponen pengangkut pada tumbuhan, kemudian Cahaya matahari akan diambil dalam bentuk energi oleh klorofil (zat hijau daun). Semua proses ini akan berlangsung membentuk suatu reaksi dan menghasilkan Oksigen serta Glukosa.
Setelah terdapat glukosa pada tumbuhan, nutrisi ini akan diubah menjadi lemak, protein, dan nutrisi lainnya. Jadi pada fotosintesis terjadi reaksi yang sangat kompleks, namun secara singkat reaksinya berlangsung seperti yang telah kami jelaskan.

D. TAHAP-TAHAP REAKSI FOTOSINTESIS
Proses fotosintesis yang terjadi di Kloroplas terdiri atas 2 reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap.

1. Reaksi Terang
Dikatakan reaksi terang karena dalam prosesnya reaksi ini membutuhkan cahaya matahari. Reaksi ini terjadi di salah satu ruang kosong pada kloroplas yang disebut membran tilakoid. Dalam reaksi terang, klorofil akan menyerap cahaya dari matahari, energi yang didapat dari cahaya matahari akan digunakan untuk memecah molekul air menjadi molekul oksigen dan hidrogen. Reaksi ini disebut sebagai fotolisis, dan dapat digambarkan dengan reaksi berikut.


2. Reaksi Gelap
Sesuai dengan namanya reaksi gelap merupakan reaksi yang tidak bergantung pada cahaya. Inti dari proses reaksi gelap merupakan pengubahan Karbondioksida (CO2) menjadi glukosa. Reaksi gelap ini terjadi pada bagian stroma kloroplas. Reaksi gelap hanya akan terjadi sesudah terjadinya reaksi terang, dan proses reaksi gelap sangat kompleks, karena pengubahan Karbondioksida (CO2)

E.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FOTOSINTESIS

1. Faktor Internal
Faktror internal adalah faktor yang berasal dari tumbuhan itu sendiri. Artinya, setiap tumbuhan yang berbeda jenis, walaupun hidup dalam keadaan lingkungan yang sama akan berbeda pula reaksi fotosintesisnya, dapat kita katakan faktor internal merupakan faktor hereditas (keturunan).

Pada beberapa jenis tumbuhan, ada yang tidak bisa membentuk klorofil (albino) sehingga akan sangat berpengaruh terhadap raksi fotosintesisnya.

2. Faktor Eksternal
a. Kandungan Air dan Mineral dalam tanah
Seperti yang telah kami jelaskan tadi sahabat, air merupakan salah satu bahan baku yang digunakan untuk reaksi fotosintesis jadi semakin banyak air dalam tanah semakin bagus reaksi tersebut. Karena Fotosintesis sangat bergantung dari penyerapan air oleh akar tumbuhan tersebut.

b. Temperatur
Fotosintesis merupakan reaksi yang tergantung kepada enzim, sedangkan kerja enzim ini dipengaruhi oleh suhu. Enzim tidak bisa bekerja pada suhu kurang dari 5 derajat Celcius dan diatar 50 derajat celcius, jika suhu tidak sesuai maka fotosintesis tidak akan terjadi. Suhu terbaik untuk proses fotosintesis adalah diantara 28 – 30 derajat celcius.

c. Kandungan CO2 di udara
Kandungan CO2 di udara sekitar 0.03 persen, semakin banyak CO2 akan semakin baik rekasi yang terjadi.

d. Kandungan O2
Rendahnya kandungan O2 di udara dan di dalam tanah akan menghambat respirasi tumbuhan.  respirasi ini juga akan menghambat pembentukan energi oleh tumbuhan tersebut.