Sistem pencernaan merupakan
sistem yang memproses mengubah makanan dan menyerap sari makanan yang berupa
nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sistem pencernaan juga akan memecah
molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan bantuan
enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh. Sistem pencernaan pada manusia hampir sama
dengan sistem pencernaan hewan lain yaitu terdapat mulut, lambung, usus, dan
mengeluarkan kotorannya melewati anus. Proses pencernaan pada manusia terbagi
atas 5 macam yaitu:
1.1. Injesti
Adalah proses menaruh atau
memasukkan makanan di mulut. Biasanya menggunakan tangan atau menggunakan alat
bantu seperti sendok, garpu, sumpit, dan lain sebagainya.
1.2. Pencernaan Mekanik
Proses pencernaan mekanik yaitu
proses mengubah makanan menjadi kecil dan lembut. Pencernaan mekanik dilakukan
oleh gigi dan alat bantu lain seperti batu kerikil pada burung merpati. Proses
ini bertujuan untuk membantu untuk mempermudah proses pencernaan kimiawi.
Proses ini dilakukan secara sadar atau sesuai dengan keinginan kita.
1.3. Pencernaan Kimiawi
Proses pencernaan kimiawi yaitu
proses mengubah molekul-molekul zat makanan yang kompleks menjadi
molekul-molekul yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna. Pencernaan kimiawi
dilakukan oleh enzim, asam, ‘bile’, dan air. Proses ini dilakukan secara tidak
sadar karena yang mengaturnya adalah enzim.
1.4. Penyerapan
Penyerapan adalah gerakan
nutrisi dari sistem pencernaan ke sistem sirkulator dan ‘lymphatic capallaries’
melalui osmosis, transport aktif, dan difusi.
1.5. Penyingkiran
Yaitu penyingkiran/pembuangan
material yang tidak dicerna dari ‘tract’ pencernaan melalui defekasi.
2. Organ Dalam Sistem Pencernaan Pada
Manusia
Organ yang termasuk dalam
sistem pencernaan terbagi menjadi dua kelompok. Yaitu:
2.1. Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan adalah
saluran yang kontinyu berupa tabung yang dikelilingi otot. Saluran pencernaan
mencerna makanan, memecah nya menjadi bagian yang lebih kecil dan menyerap
bagian tersebut menuju pembuluh darah. Organ-organ yang termasuk di dalam nya
adalah : mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus serta usus besar. Dari
usus besar makanan akan dibuang keluar tubuh melalui anus.
2.2. Organ pencernaan tambahan (aksesoris)
Organ pencernaan tambahan ini
berfungsi untuk membantu saluran pencernaan dalam melakukan kerjanya. Gigi dan
lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung empedu serta kelenjar pencernaan
akan dihubungkan kepada saluran pencernaan melalui sebuah saluran. Kelenjar
pencernaan tambahan akan memproduksi sekret yang berkontribusi dalam pemecahan
bahan makanan. Gigi, lidah, kantung empedu, beberapa kelenjar pencernaan
seperti kelenjar ludah, hati dan pankreas.
Bumi memiliki keanekaragaman hayati yang begitu beragam,
termasuk berbagai jenis hewan yang berjumlah jutaan spesies. Berbagai jenis
hewan tersebut diklasifikasikan berdasarkan berbagai cirinya masing, baik dari
ciri fisik, makanan, habitat, dan lain sebagainya. Dari makanan yang
dikonsumsinya, hewan dikelompokkan menjadi beberapa ordo, ada hewan karnivora,
hewan herbivora, dan hewan omnivora. Ketiganya lebih sering diidentikkan dengan
nama ordo pada hewan mamalia. Padahal, selain hewan mamalia,
hewan karnivora, herbivora, dan omnivora juga ditemukan pada jenis hewan lain
selain mamalia.
Berikut adalah penjelasan hewan karnivora, herbivora, dan
omnivora :
Hewan Karnivora
Karnivora merupakan hewan pemakan daging, baik daging yang
dimangsa (pemangsa) atau daging dalam bentuk bangkai (pebangkai). Istilah
karnivora ternyata tidak hanya mengacu pada hewan saja. Ada beberapa jenis
tumbuhan dan juga jamur yang memperoleh nutrisi makanan dari hewan. Tumbuhan
dan jamur yang sering menangkap hewan mikroskopis atau organisme hewan tertentu
untuk diambil nutrisinya disebut dengan tumbuhan karnivora dan jamur karnivora.
Meskipun karnivora tidak hanya mengacu pada jenis hewan pemakan daging, namun
dalam artikel ini akan dijelaskan mengenai karnivora yang mengacu pada hewan.
Karnivora diperoleh dari bahasa Latin “caro” dan “vorare”. Caro berarti
daging sedangkan vorare berarti melahap. Sehingga karnivora
dapat diartikan sebagai “melahap daging”. Karena itulah hewan karnivora disebut
sebagai hewan pemakan daging. Daging yang dimaksud adalah jaringan hewan
yang digunakan untuk makanan dalam arti luas, seperti invertebrata, ikan,
amfibi, reptil, burung, dan lain sebagainya. Hewan karnivora dapat mengacu pada
hewan vertebrata (memiliki tulang belakang) dan pada hewan invertebrata (tidak
memiliki tulang belakang). Hewan vertebrata yang termasuk dalam kategori
karnivora meliputi harimau, singa, komodo, dan masih banyak lagi. Sedangkan
hewan invertebrata yang termasuk golongan karnivora meliputi siput tanah, siput
laut, cumi-cumi, dan sebagainya. Dalam sistem taksonomi (klasifikasi
makhluk hidup), karnivora merujuk pada nama ordo dari kelas mamalia. Dalam
penjelasan kali ini, yang termasuk ke dalam hewan karnivora akan lepas dari
sistem klasifikasi makhluk hidup. Jadi yang termasuk ke dalam hewan karnivora
tidak hanya hewan mamalia saja. (baca : hewan vertebrata dan invertebrata)
1. Peran Hewan Karnivora
Hewan karnivora adalah makhluk hidup yang menduduki puncak rantai makanan. Hewan karnivora memiliki
peranan penting di dalam sistem keseimbangan alam dan ekosistem.
·Karnivora memakan
daging dari hewan dengan tingkat yang lebih rendah dari pada karnivora
dalam sistem rantai makanan. Predator pemakan daging seperti harimau,
singa, dan sebagainya, memegang peranan penting untuk membantu menjaga tingkat
populasi sehingga tetap pada kisaran yang wajar.
·Para ahli evolusi
mengungkapkan bahwa predator (hewan karnivora) memiliki peranan untuk menjaga
proses seleksi alam.
·Hewan karnivora
lainnya, yakni pemulung pemakan daging (pebangkai) seperti burung pemakan
bangkai berperan penting dalam pola ekosistem dengan cara berkontribusi
terhadap dekomposisi sisa-sisa hewan yang telah mati (bangkai).
2. Karakterisitik Hewan Karnivora
Karena hewan karnivora bertahan hidup dengan mengkonsumsi daging
maka sudah tentu hewan karnivora memiliki struktur anatomi yang berbeda bila
dibandingkan dengan jenis hewan lainnya seperti herbivora dan omnivora.
·Ciri umum yang menjadi
karakteristik hewan karnivora, terutama hewan karnivora vertebrata, adalah
memiliki organ yang dipergunakan untuk menangkap dan juga mencabik mangsa (gigi
dan cakar). Biasanya oragan tersebut dipergunakan oleh hewan karnivora
pemangsa.
·Tetapi, tidak semua
hewan karnivora memiliki karakteristik seperti yang telah disebutkan di atas,
karena tidak semua hewan karnivora adalah predator.
·Hewan karnivora
biasanya memiliki bentuk pencernaan yang relatif pendek. Bentuk pencernaan
hewan karnivora biasanya berbeda jauh dengan bentuk pencernaan pada hewan
herbivora. Hewan herbivora cenderung memiliki sistem pencernaan yang panjang
karena dipergunakan untuk memecah selulosa dari tumbuhan yang dikonsumsi oleh
hewan herbivora.
·Meskipun hewan
karnivora hanya mengkonsumsi daging, namun beberapa jenis nutrisi seperti
vitamin, mineral, dan serat juga dibutuhkan oleh hewan karnivora untuk memenuhi
nutrisi dalam tubuhnya. Hewan karnivora biasanya akan mencukupi kebutuhan
nutrisi tersebut dari hewan yang dimangsanya. Hewan karnivora akan memperoleh
nutrisi-nutrisi tersebut dari sistem pencernaan pada hewan yang mereka mangsa.
·Hewan karnivora tidak
mencukupi kebutuhan nutrisi dengan mengkonsumsi tumbuhan karena sistem
pencernaan hewan karnivora tidak dapat melakukan proses pencernaan secara
efisien terhadap tumbuhan yang mereka makan.
3. Adaptasi Fisik Hewan Karnivora
Setiap hewan dengan karakteristik tertentu sudah pasti memiliki
bentuk fisik atau struktur anatomi yang dapat menyesuaikan dengan cara hidup
mereka. Begitu pula dengan hewan karnivora.
·Jika diperhatikan,
hewan karnivora memiliki mata yang khusus bila dibandingkan dengan jenis hewan
lain. Posisi mata pada hewan karnivora berada di depan kepala sehingga
memungkinkan mereka untuk memperoleh jarak pandang yang jauh. Hal tersebut
sekaligus memungkinkan hewan karnivora untuk menjadi hewan pemburu yang
efektif. Pandangan yang jauh dapat membantu hewan karnivora memperkirakan
seberapa cepat mereka harus menerkam mangsanya.
·Adaptasi fisik lain
yang dimiliki oleh hewan karnivora adalah bentuk mulut yang relatif efektif.
Hewan karnivora memiliki rahang dan gigi yang kuat. Struktur rahang dan gigi
yang kuat tersebut memungkinkan hewan karnivora pemangsa (predator) lebih mudah
menahan dan juga membunuh mangsanya yang berukuran relatif besar.
·Selain kuat, gigi yang
dimiliki oleh hewan karnivora pemangsa juga lebih tajam. Bahkan jika
dibandingkan dengan bentuk gigi pada herbivora. Hewan karnivora memiliki
ketajaman gigi yang dapat memudahkan mereka untuk menggigit dan merobek daging
hasil tangkapannya.
4. Tingkah Laku Hewan Karnivora
Hewan karnivora sangat jarang ditemukan hidup secara
berkelompok. Mereka adalah jenis hewan rahasia dan penyendiri. Mereka sangat
jarang menunjukkan diri bahkan pada sesamanya. Hewan karnivora juga terbilang
jarang terlihat oleh orang-orang. Meskipun hewan karnivora adalah hewan
penyendiri dan rahasia, bukan berarti mereka tidak pernah berkomunikasi dengan
sesama karnivora. Hewan karnivora juga perlu berkomunikasi. Biasanya komunikasi
akan dilakukan dengan cara vokalisasi seperti dengan cara melolong. Selain itu,
hewan karnivora juga berkomunikasi dengan meninggalkan aroma atau kotoran
mereka. Hewan karnivora akan menggesekkanbagian bagian tubuh hewan nya ke
pepohonan atau batu untuk meninggalkan aroma tubuhnya sehingga hewan karnivora
lain bisa mengetahui jejaknya. Komunikasi semacam itu juga digunakan sebagai
bentuk penyampaian pesan mereka.
5. Contoh Hewan Karnivora
Hewan karnivora sangatlah beragam dan banyak kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Berikut ini beberapa contoh pengelompokan hewan karnivora:
·Felines, seperti
kucing, harimau, singa, cheetah, macan tutul, dan sebagainya.
·Anjing
·Marsupials, seperti
Tasmania.
·Burung pemangsa,
seperti elang dan burung hantu.
·Burung pebangkai,
seperti burung pemakan bangkai.
·Mustelid, seperti
musang.
·Arachnida, seperti
kalajengking dan laba-laba.
·Unggas, seperti burung
camar, penguin, pelikan, dan juga bangau.
·Gurita dan cumi-cumi.
·Katak
·Ular
Itulah beberapa contoh hewan karnivora. Masih banyak contoh lain
yang termasuk ke dalam jenis hewan karnivora. Sayangnya, beberapa jenis hewan
karnivora banyak diburu oleh manusia dan sudah terancam punah. Padahal, hewan
karnivora memegang peranan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem di
alam.
Hewan Herbivora
sponsored links
Hewan herbivora merupakan hewan yang
memiliki pola makan yang seluruhnya terdiri atas tumbuhan. Herbivora berasal
dari bahasa Latin yaitu herba dan vora.Herba berarti
tumbuhan, sedangkan vora berarti melahap. Dengan kata lain,
herbivora berarti “melahap tumbuhan”. Karena itu, hewan herbivora adalah hewan
yang bertahan hidup dengan mengkonsumsi tumbuhan. Hewan herbivora sering
disebut sebagai konsumen utama dalam sistem rantai makanan. Hal tersebut tidak
lain karena hewan herbivora adalah pemakan produsen pertama, yaitu tumbuhan.
Produsen pertama di sini maksudnya adalah makhluk hidup yang dapat memproduksi
makanannya sendiri.
Hewan herbivora sangatlah beragam. Setiap hewan herbivora
sama-sama mengkonsumsi tumbuhan, namun jenis makanannya dapat berbeda antara
herbivora satu dengan yang lainnya. Misalnya, hewan herbivora yang mengkonsumsi
batang saja, daun-daunan saja, biji-bijian, atau hanya buah-buahan saja. Bisa
dikatakan sumber makanan yang paling mudah ditemukan di bumi adalah tumbuhan,
maka jangan heran jika spesies hewan herbivora di bumi sangatlah banyak.
1. Adaptasi Fisik Hewan Herbivora
Banyak ilmuwan yang menyatakan bahwa hewan herbivora adalah
spesies yang sangat menarik. Mereka memiliki adaptasi fisik yang baik untuk
berkembang dan bertahan hidup dengan baik serta memilikicara hewan beradabtasi dengan lingkungannya.
Beberapa hal menarik mengenai sistem fisik mereka dimulai dari bentuk telinga
hingga sistem pencernaan mereka, di mana terdapat bakteri yang hidup dalam usus
mereka untuk membantu sistem pencernaan.
·Adaptasi fisik pertama
yang menarik pada hewan herbivora adalah bentuk kepala mereka. Bentuk kepala
yang dimaksud mencakup bagian-bagian di kepala seperti mata, telinga, dan
gigi.
·Posisi mata pada hewan
herbivora adalah di sisi kepala mereka. Posisi seperti itu memungkinkan
pandangan hewan herbivora dapat mencakup bidang yang luas. Selain bermanfaat
untuk memperluas pandangan dalam pencarian makanan, posisi mata seperti itu
juga berguna untuk menghindari terkaman hewan karnivora (predator). Bidang
penglihatan yang luas memungkinkan hewan herbivora untuk secepatnya menghindari
terkaman predator, karena dalam sistem rantai makanan herbivora adalah mangsa
bagi hewan karnivora.
·Bentuk telinga pada
hewan herbivora juga relatif besar. Baik telinga maupun mata yang dirancang
dengan posisi dan bentuk pada hewan herbivora adalah untuk meminimalkan
kemungkinan terkaman hewan predator. Bentuk telinga yang relatif besar membuat
pendengaran hewan herbivora lebih tajam sehingga hewan herbivora dapat
melakukan antisipasi apabila mendengar suara predator yang mendekat.
·Bentuk adaptasi fisik
yang lain adalah bentuk gigi pada hewan herbivora. Hewan herbivora memiliki
bentuk gigi yang dirancang khusus untuk menyesuaikan pola makan tumbuhan.
Kebanyakan herbivora memiliki bentuk gigi yang tidak tajam. Gigi geraham pada
hewan herbivora juga bulat dan datar. Bentuk gigi seperti demikian berguna
untuk mempermudah proses mengunyah berbagai jenis tumbuhan.
·Bentuk gigi hewan
herbivora relatif luas, memiliki gigi taring yang datar, dan bergigi seri
tumpul. Bentuk gigi tersebut memungkinkan hewan herbivora untuk menggiling
berbagai jenis seratyang berasal dari tumbuhan yang mereka makan. Selain itu,
bentuk gigi tersebut juga akan membantu hewan herbivora untuk menghancurkan
biji-bijian dan juga buah-buahan, karena beberapa jenis herbivora hanya
mengkonsumsi biji-bijian dan buah-buahan saja.
·Lain halnya dengan
hewan karnivora, hewan herbivora juga memiliki bentuk kuku yang tumpul pada
jari kakinya.
·Hewan herbivora juga
memiliki karakteristik dari segi sistem pencernaan mereka. Di dalam sistem
pencernaannya, hewan herbivora memiliki bakteri pemecah nutrisi. Tumbuhan
merupakan salah satu jenis sumber makanan yang sulit untuk dicerna karena
mengandung serat dan nutrisi yang harus melewati proses pemecahan. Bakteri pada
sistem pencernaan hewan tersebut membantu proses pencernaan dengan melakukan
pemecahan terhadap berbagai jenis serta dan nutrisi yang berasal dari tumbuhan.
Tanpa adanya bakteri pemecah, proses pencernaan pada hewan herbivora tidak akan
berlangsung secara efektif.
·Karena sistem
pencernaan hewan herbivora lebih rumit maka sistem pencernaan pada hewan
herbivora lebih panjang bila dibandingkan dengan sistem pencernaan pada hewan
karnivora. Hewan herbivora memiliki bentuk usus yang panjang, dalam dinding
usus tersebut terdapat sel selulosa yang berperan melakukan pemecahan pada
serat-serat tumbuhan.
2. Perilaku Hidup Hewan Herbivora
Sebelumnya kita telah membahas mengenai adaptasi perilaku hewan
karnivora. Hewan karnivora cenderung melangsungkan kehidupan dengan cara
individual, meskipun dalam keberlangsungannya mereka tetap melakukan
komunikasi. Hewan herbivora memiliki sistem adaptasi perilaku yang sangat berbeda
dengan karnivora. Herbivora cenderung hidup dengan cara berkelompok. Mereka
juga melakukan pencarian makanan secara bersama-sama dengan sejenisnya. Hewan
herbivora juga sering melakukan perjalanan secara berkelompok untuk menemukan
sumber makanan. Selain dalam hal menemukan sumber makanan, kehidupan
berkelompok hewan herbivora juga bertujuan untuk melindungi diri mereka dari
serangan para predator. Sebagai mangsa dari predator, hewan herbivora harus
hidup secara berkelompok agar dapat memperpanjang kelangsungan hidupnya. Dengan
hidup secara berkelompok, hewan herbivora dapat melindungi satu sama lain untuk
melangsungkan hidupnya.
3. Contoh Hewan Herbivora
Hewan herbivora sangatlah beragam dan sangat sering kita jumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Hewan herbivora juga sangat sering digunakan oleh
manusia untuk dikonsumsi sebagai sumber asupan protein hewani. Beberapa
contoh hewan herbivora di antaranya sapi, kuda, kambing, kelinci, dan
sebagainya. Sebagian besar hewan herbivora adalah hewan berkembangbiak. Selain
itu, hewan herbivora adalah hewan yang hidup di darat dan merupakan hewan
berdarah panas.
Demikian beberapa hal mengenai hewan herbivora. Dari berbagai
penjelasan terebut, dapat diambil kesimpulan bahwa adaptasi yang dilakukan oleh
hewan herbivora adalah untuk melangsungkan hidupnya lebih lama dan juga untuk
memperoleh makanan.
Hewan Omnivora
Jika sebelumnya telah dijelaskan mengenai hewan pemakan daging
(karnivora) dan hewan pemakan tumbuhan (herbivora), selanjutnya akan dijelaskan
tentang hewan pamakan segala (omnivora). Hewan omnivora adalah hewan yang
memiliki pola makan berasal dari nabati (tumbuhan) dan juga hewani. Beberapa
jenis hewan yang termasuk omnivora meliputi hewan-hewan dari berbagai kelas,
seperti mamalia, reptil, dan juga unggas. Hewan mamalia yang termasuk omnivora
adalahmusang, tupai, sigung, babi, tikus, musang, dan juga beberapa jenis
beruang (kecuali beruang kutub). Hewan reptil yang termasuk sebagai hewan
omnivora adalah kadal dan kura-kura. Sedangkan hewan unggas yang termasuk ke
dalam omnivora adalah ayam, gagak, dan lain sebagainya.
Seperti halnya karnivora dan juga herbivora, omnivora berasal
dari bahasa Latin yakni dari kata omne dan vorare. Omne berarti
semua sedangkan vorare berarti melahap. Maka dari itu, hewan
omnivora adalah hewan pemakan segala.
1. Adaptasi Hewan Omnivora
Karena hewan omnivora adalah perpaduan antara hewan karnivora
dan juga hewan herbivora, maka hewan omnivora memiliki cara hidup yang menjadi
perpaduan antara hewan karnivora dan juga herbivora.
·Bentuk gigi pada hewan
omnivora disesuaikan dengan jenis makanan yang dikonsumsi (mengkonsumsi hewan
dan tumbuhan).
·Struktur gigi pada
hewan omnivora adalah perpaduan antara gigi hewan karnivora dan herbivora.
Hewan omnivora memiliki bentuk gigi depan yang tajam, gigi seri dan gigi
taringnya tajam karena berfungsi untuk merobek daging yang mereka makan.
·Bentuk gigi geraham
pada hewan omnivora menyerupai gigi geraham pada hewan herbivora, di mana
bentuknya besar dan datar. Bentuk gigi seperti itu berguna untuk mengunyak
makanan dari tumbuh-tumbuhan.
·Bentuk anatomi
pencernaan dari hewan omnivora juga menunjukkan perbedaan yang signifikan
antara hewan herbivora dan hewan karnivora. Hewan omnivora juga memiliki sistem
pencernaan yang relatif panjang karena harus mencerna dua jenis makanan yaitu
tumbuhan dan hewan. Selain itu, omnivora juga memiliki tambahan enzim protease
yang berguna untuk mencerna protein yang masuk ke dalam tubuh.
2. Keuntungan dan Kerugian Hewan Omnivora
Jika hewan karnivora dan herbivora memiliki manfaat dalam
keseimbangan sistem rantai makanan, bagaimana dengan hewan omnivora? Hewan
omnivora ternyata memiliki keuntungan dan juga kerugian dalam sistem kehidupan
di alam.
·Hewan omnivora
memiliki sistem pencernaan yang lebih fleksibel. Hewan omnivora juga memiliki
keuntungan dengan pola makan yang lebih selektif karena dapat mengalihkan pola
makan apabila satu jenis makanan tidak tersedia.
·Omnivora juga dapat
menyesuaikan jenis makanan bila terjadi perubahan musim atau cuaca.
Perubahan musim dan cuaca dapat menyebabkan perubahan pada persediaan jenis
makanan yang ada di alam.
·Sayangnya, ketersediaan
makanan yang seharusnya dikonsumsi oleh hewan herbivora atau karnivora menjadi
berkurang dan kemungkinan menyebabkan kurangnya pasokan bagi karnivora atau
herbivora.
·Dari itu semua,
omnivora tetap memainkan peranan yang besar untuk aliran energi dalam pola
ekosistem. Peran ekologi omnivora menjadi penting karena mereka
mengkonsmsi tumbuhan dan juga hewan.
Fotosintesis adalah proses pembuatan molekul makanan
berenergi tinggi dari komponen yang lebih sederhana, yang dilakukan oleh
tumbuhan autotrof (tumbuhan yang dapat membuat makanan sendiri). Fotosintesis
berasal dari kata foton yang artinya “cahaya” dan sintesis yang artinya
“penyusun”, jadi fotosintesis juga diartikan dengan proses biokimiawi yang
dilakukan oleh tumbuhan untuk menghasilkan energi (nutrisi) dengan memanfaatkan
energi cahaya.
Daun merupakan komponen utama pada tumbuhan yang berperan
dalam fotosintesis ini, pada daun terdapat klorofil (zat hijau daun), nah
klorofil inilah yang akan menyerap energi matahari sehingga dapat dimanfaatkan
untuk menghasilkan energi (nutrisi).
Fotosintesis berperan sangat penting bagi seluruh kehidupan
organik di bumi. Karena selain menghasilkan energi, proses fotosintesis juga
akan menghasilkan oksigen untuk kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
B. FUNGSI FOTOSINTESIS
Fungsi utama fotosintesis adalah untuk memproduksi
glukosa sebagai sumber energi utama bagi tumbuhan, dengan adanya glukosa
ini akan terbentuk sumber energi lemak dan protein pula. Nah zat-zat ini
akan menjadi sumber makanan bagi manusia dan hewan, oleh karena itu proses
fotosintesis ini sangat penting dalam kehidupan kita.
Prose Fotosintesis dapat membersihkan udara. Udara
dibersihkan dengan diserapnya karbondioksida dan dihasilkannya oksigen.
Sehingga sering kita dengar penanaman pohon untuk membersihkan lingkungan,
karena ada proses fotosintesis inilah pohon bisa berguna untuk
membersihkan udara kita.
Kemampuan fotosintesis tumbuhan pada masa hidupnya akan
membuat sisa sisa tumbuhan tersebut tertimbun di dalam tanah. Timbunan
dari tumbuhan dalam waktu yang lama akan membuatnya menjadi batu bara yang
merupakan bahan baku dan sumber energi pada kehidupan modern.
C. PROSES FOTOSINTESIS
Sebelum memulai penjelasan, silahkan diperhatikan bagan di
bawah terlebih dahulu.
Berdasarkan bagan tersebut maka secara singkat proses
fotosintesis dapat dijelaskan sebagai berikut :
Dalam proses fotosintesis ada 4 bahan yang harus dimiliki,
yaitu :
Karbondikoksida (CO2)
Air
Cahaya Matahari
Klorofil
Karbondikosida
akan diambil oleh Stomata (mulut daun) pada daun tumbuhan dari udara bebas,
kemudian air diambil melalui akar tumbuhan dan diangkut komponen pengangkut
pada tumbuhan, kemudian Cahaya matahari akan diambil dalam bentuk energi oleh
klorofil (zat hijau daun). Semua proses ini akan berlangsung membentuk suatu
reaksi dan menghasilkan Oksigen serta Glukosa.
Setelah terdapat glukosa pada tumbuhan, nutrisi ini akan diubah menjadi lemak,
protein, dan nutrisi lainnya. Jadi pada fotosintesis terjadi reaksi yang sangat
kompleks, namun secara singkat reaksinya berlangsung seperti yang telah kami
jelaskan.
D. TAHAP-TAHAP REAKSI FOTOSINTESIS
Proses fotosintesis yang terjadi di Kloroplas terdiri atas 2
reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap.
1. Reaksi Terang
Dikatakan reaksi terang karena dalam prosesnya reaksi ini
membutuhkan cahaya matahari. Reaksi ini terjadi di salah satu ruang kosong pada
kloroplas yang disebut membran tilakoid. Dalam reaksi terang, klorofil akan
menyerap cahaya dari matahari, energi yang didapat dari cahaya matahari akan
digunakan untuk memecah molekul air menjadi molekul oksigen dan hidrogen.
Reaksi ini disebut sebagai fotolisis, dan dapat digambarkan dengan reaksi
berikut.
2. Reaksi Gelap
Sesuai dengan namanya reaksi gelap merupakan reaksi yang
tidak bergantung pada cahaya. Inti dari proses reaksi gelap merupakan
pengubahan Karbondioksida (CO2) menjadi glukosa. Reaksi gelap ini terjadi pada
bagian stroma kloroplas. Reaksi gelap hanya akan terjadi sesudah terjadinya
reaksi terang, dan proses reaksi gelap sangat kompleks, karena pengubahan
Karbondioksida (CO2)
E.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
FOTOSINTESIS
1. Faktor Internal
Faktror internal adalah faktor yang berasal dari tumbuhan
itu sendiri. Artinya, setiap tumbuhan yang berbeda jenis, walaupun hidup dalam
keadaan lingkungan yang sama akan berbeda pula reaksi fotosintesisnya, dapat
kita katakan faktor internal merupakan faktor hereditas (keturunan).
Pada beberapa jenis tumbuhan, ada yang tidak bisa membentuk
klorofil (albino) sehingga akan sangat berpengaruh terhadap raksi
fotosintesisnya.
2. Faktor Eksternal
a. Kandungan Air dan Mineral dalam
tanah
Seperti yang telah kami jelaskan tadi sahabat, air merupakan
salah satu bahan baku yang digunakan untuk reaksi fotosintesis jadi semakin
banyak air dalam tanah semakin bagus reaksi tersebut. Karena Fotosintesis
sangat bergantung dari penyerapan air oleh akar tumbuhan tersebut.
b. Temperatur
Fotosintesis merupakan reaksi yang tergantung kepada enzim,
sedangkan kerja enzim ini dipengaruhi oleh suhu. Enzim tidak bisa bekerja pada
suhu kurang dari 5 derajat Celcius dan diatar 50 derajat celcius, jika suhu
tidak sesuai maka fotosintesis tidak akan terjadi. Suhu terbaik untuk proses
fotosintesis adalah diantara 28 – 30 derajat celcius.
c. Kandungan CO2 di udara
Kandungan CO2 di udara sekitar 0.03 persen, semakin banyak
CO2 akan semakin baik rekasi yang terjadi.
d. Kandungan O2
Rendahnya kandungan O2 di udara dan di dalam tanah akan
menghambat respirasi tumbuhan. respirasi
ini juga akan menghambat pembentukan energi oleh tumbuhan tersebut.